Tuesday 28 January 2014

Tagged under:

Banjir Zaman Nabi Nuh

Setahun sekali, terutama di Desember hingga
Februari, bencana banjir menyapa nusantara.
Banyak sebab dan banyak pihak yang selalu
dipersalahkan. Hujan di iklim tropis adalah
sunatullah. Namun hujan yang awalnya menjadi
berkah untuk mengatur ekosistem bumi, berubah
menjadi bencana karena manusia kian rajin
menyulap hutan menjadi hunian atau perkebunan.
Sementara di perkotaan, daerah resapan menjadi
hunian bahkan mal. Waduk atau danau kecil diuruk
untuk memuaskan hasrat pengembang perumahan.
Lahan subur penyerap air diubah menjadi lapangan
golf. Hutan bakau dibabat untuk disulap menjadi
lahan wisata. Manusia pada akhirnya menghukum
dirinya sendiri dengan musibah banjir dan tanah
longsor.
Siklus badai saat ini, bukan semata-mata siklus badai
biasa. Pemanasan global – yang lagi-lagi ulah
manusia – mendorong badai yang biasanya ada di
kutub bumi, terdorong mendekati khatulistiwa.
Namun dari sekian bencana banjir yang menimpa
manusia, hanya banjir Nabi Nuh yang terbesar, yang
tercatat dalam sejarah manusia.
Beberapa abad silam ada seorang Nabi yaitu Nabi
Nuh ‘alaihissalam yang berdakwah kepada kaumnya
selama 950 tahun. Namun hanya sedikit saja, umat
yang mau beriman. Ketika Nuh mendatangi sebagian
mereka untuk menyembah Allah dan beriman
kepada-Nya, mereka menyumpalkan jari telunjuk ke
lubang telinga agar tidak mendengar seruan nabi
Nuh, dan ketika nabi Nuh menghampiri mereka
untuk menyebutkan nikmat-nikmat Allah dan
memberitakan adanya penghisaban pada hari
Kiamat, mereka menutupi wajah mereka dengan
pakaian mereka. Abai dan sombong. Hal ini
berlangsung terus hingga akhirnya orang-orang kafir
berkata kepada Nabi Nuh ‘alaihissalam :
“Wahai Nuh! Sesungguhnya kamu telah berbantah
dengan kami, dan kamu telah memperpanjang
bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah
kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada
kami, jika kamu memang termasuk orang-orang yang
benar.” (Hud ayat 32)
Nuh menjawab :
“Hanya Allah yang akan mendatangkan azab itu
kepada kalian jika Dia menghendaki, dan kalian
sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri Dan
nasehatku tidaklah bermanfaat kepada kalian jika
aku hendak memberi nasehat kepada kalian,
sekiranya Allah hendak menyesatkan kalian, Dia
adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kalian
dikembalikan.” (Hud ayat 33-34)
Nabi Nuh pun bersedih karena kaumnya tidak mau
memenuhi ajakannya, bahkan mereka meminta
menyegerakan azab dari Allah. Meskipun begitu,
Nabi Nuh ‘alaihissalam tidak berputus asa, dia tetap
berharap kiranya ada di antara mereka yang mau
beriman. Hari demi hari berganti, bulan demi bulan
berganti dan tahun pun berganti dengan tahun
berikutnya, tetapi ajakan Beliau tidak membawa
hasil, Beliau berdakwah kepada kaumnya dalam
jangka waktu yang cukup lama, yaitu 950 tahun
sebagaimana yang difirmankan Allah,
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh
kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka
seribu tahun kurang lima puluh tahun..” (Al ‘Ankabut
ayat 14)
Namun sedikit sekali yang mau beriman kepadanya.
Hingga akhirnya, nabi Nuh berdo’a kepada Allah :
“Ya Allah sesungguhnya aku telah menyeru kaumku
malam dan siang, Maka seruanku itu hanyalah
menambah mereka lari (dari kebenaran) .Dan
sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka agar
Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan
anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupi
bajunya (kewajahnya) dan mereka tetap mengingkari
serta menyombongkan diri dengan sangat.
Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka
dengan cara terang-terangan , Kemudian
sesungguhnya aku menyeru mereka lagi dengan
terang-terangan dan dengan diam-diam, Maka aku
katakan kepada mereka, “Mohonlah ampun kepada
Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun, Niscaya Dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat, Dan membanyakkan harta
dan anak-anakmu, dan mengadakan (pula
didalamnya) untukmu kebun-kebun dan sungai-
sungai.” (Nuh ayat 5-12)
Nabi Nuh berdo’a : “Ya Allah, janganlah Engkau
biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu
tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau
biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan
menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak
akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat
lagi sangat kafir" (Nuh ayat 26-27)
Maka Allah Ta’ala memerintahkan kepada Nabi Nuh
untuk membuat bahtera, dan mengajarkan
kepadanya bagaimana membuat bahtera dengan
baik. Mulailah Nabi Nuh ‘alaihissalam membuat
bahtera dengan dibantu orang-orang iman. Setiap
kali, orang-orang kafir melewati Nuh dan
pengikutnya, mereka menghina dan mengejeknya
karena melihat Nuh membuat perahu besar di gurun
Sahara yang tidak ada sungai dan laut. Penghinaan
mereka bertambah, ketika mereka tahu bahwa
maksud Nabi Nuh ‘alaihissalam membuatnya adalah
untuk menyelamatkan dirinya dan pengikutnya dari
azab yang akan Allah timpakan kepada mereka.
Di antara mereka bahkan ada yang berani buang
hajat di dalam kapal yang belum itu, saat Nuh dan
pengikutnya sedang tidak ada di sana. Akhirnya
timbullah penyakit, yang menyerang mereka yang
buang hajat di kapal milik Nuh. Tak seorang pun bisa
menyembuhkannya. Dengan merengek-rengek
mereka meminta nabi Nuh untuk mengobatinya.
Nabi Nuh menyuruh mereka membersihkan kapal
yang mereka kotori, setelah itu mereka pun sembuh
dari sakitnya.
Akhirnya, pembuatan kapal pun selesai, Nabi Nuh
mengetahui bahwa banjir besar akan tiba, maka ia
meminta kepada kaumnya yang berjumlah sekitar 80
orang untuk menaiki kapal tersebut, Nabi Nuh
membawa burung, binatang buas, binatang yang
berpasang-pasangan, sapi, gajah dan lain-lain.
Dalam riwayat disebutkan bahwa panjang kapal Nabi
Nuh adalah 1.200 hasta dan lebarnya adalah 600
hasta. Tingkat pertama diisi dengan berbagai
binatang peliharaan dan binatang liar. Tingkat kedua
untuk manusia dan tingkat ketiga untuk berbagai
jenis burung.
Hingga ketika Nabi Nuh ‘alaihissalam bersama
pengikutnya telah berada di atas kapal, datanglah
banjir besar. Langit mengucurkan hujannya dengan
deras, mata air di bumi pun mulai memancarkan
airnya dengan kuat, Nuh pun berkata, “Dengan
menyebut nama Allah di waktu berlayar dan
berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( Huud ayat
41)
Kapal pun mulai berlabuh dan mengapung di atas
air. Ketika air sudah mulai menenggelamkan dunia,
ada seorang ibu menggendongnya agar selamat dari
banjir. Tatkala air terus naik hingga sampai ke daun
telinga, ibu itu mengangkat anaknya di atas kepala.
Sayang, tak ada yang selamat pada hari itu, kecuali
orang yang di perahu, seorang ibu rela berkorban
demi sang anak.
Ketika itu, Nabi Nuh melihat anaknya Kan’an yang
kafir, Nabi Nuh memanggilnya dan berkata:
“Wahai anakku! Naiklah bersama kami dan janganlah
kamu berada bersama orang-orang yang
kafir.” (Huud ayat 42)
Tetapi anaknya menolak ajakannya dan berkata :
“Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang
dapat melindungiku dari banjir besar!”
Nuh berkata, “Tidak ada yang dapat melindungi pada
hari ini dari azab Allah selain Allah Yang Maha
Penyayang.”
Selesailah dialog antara Nabi Nuh dan anaknya.
Gelombang pun menjadi penghalang antara
keduanya, maka anak itu termasuk orang-orang yang
ditenggelamkan.” (Huud ayat 43)
Kaum nabi Nuh yang kafir saat melihat air
membanjiri rumah mereka dan mengalir dengan
derasnya, maka mereka merasa akan binasa,
mereka pun segera mencari tempat-tempat tinggi
untuk menyelamatkan diri, tetapi sayang sekali,
ternyata banjir itu telah mencapai puncak gunung.
Allah Subhanahu wa Ta’ala membinasakan orang-
orang kafir dan menyelamatkan Nabi Nuh dan para
pengikutnya.
Setelah kaum yang kafir itu tenggelam, maka
diwahyukan kepada langit dan bumi,
“Wahai bumi telanlah airmu, dan wahai langit
berhentilah,” maka air pun surut, kapal itu pun
berlabuh di atas bukit Judi.” (Huud ayat 44)
Nabi Nuh ‘alaihissalam mengetahui bahwa anaknya
termasuk orang-orang yang ditenggelamkan, Nuh
‘alaihissalam berkata:
“Ya Allah, sesungguhnya anakku termasuk
keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah
yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-
adilnya.” (Huud ayat 45)
Allah Ta’ala berfirman:
“Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk
keluargamu, sesungguhnya perbuatannya tidak baik.
Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku
sesuatu yang kamu tidak mengetahui nya.
Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu agar
kamu jangan termasuk orang-orang yang
bodoh.” (Huud ayat 46)
Nuh pun berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku
berlindung kepada Engkau dari memohon kepada
Engkau sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Dan
sekiranya Engkau tidak memberikan ampun
kepadaku, serta menaruh belas kasihan kepadaku,
niscaya aku akan termasuk orang-orang yang
rugi.” (Huud ayat 47)
Allah Ta’ala memerintahkan Nuh dan para
pengikutnya turun dari kapal, berfirman :
“Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat dan penuh
kebarokahan dari Kami atasmu dan atas umat-umat
(yang beriman) dari orang-orang yang
bersamamu.” (Huud ayat 48)
Setelah Nabi Nuh dan para pengikutnya turun dan
melepaskan hewan-hewan yang diangkutnya, maka
mulailah nabi Nuh dan para pengikutnya menjalani
hidup yang baru.
Musibah banjir yang kita alami saat ini belum
seberapa bila dibandingkan banjir yang terjadi pada
zaman nabi Nuh. Sebetulnya hujan adalah rohmat
kecuali bagi yang mengeluh, bagi yang suka
mengeluh diberi panaspun ia akan mengeluh. Lebih
baik disyukuri, sabar & berdoa :
“Allahumma Shoyyiban Naafi'an"
“(Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan yang
bermanfaat)...”
HR Bukhori
Karena Allah berfirman :
"Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan kecuali
kepada orang-orang yang sabar" Fushshilat ayat 35
Misalnya ada problema mari cari jalan keluarnya!
seperti tukang es yang omsetnya turun karena
musim hujan, dia banting stir menjadi tukang
wedang jahe yang laris manis karena mantap dan
nikmat dihidangkan pada musim hujan.
(MT Abdillahsyam)

simber : LDII

0 comments:

Post a Comment

Budayakan Berkomentar,,,, karena dengan berkomentar kita aka saling mengenal dan mungkin mampu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum terpecahkan dalam pemikiran kita....
Untuk kalian yang belum mempunyai akun GOOGLE / WORDPRESS / OPEN ID atau yang lainnya tapi ingin berkomentar pada postingan ini silahkan pilih "NAME/URL" pada kolom "Beri Komentar Sebagai", untuk URL kalian bisa memasukkan url / alamat facebook/twitter,,, contoh : http://www.facebook.com/nama_facebok
Terimakasih...... Admin