Kala itu ku pernah melihat indahnya mentari pagi, entah kenapa sejak saat itu ku ingin melihat pula senja di ufuk barat juga, begitu indah ciptaan tuhan, sang mentari memancarkan cahaya jingga yang begitu mempesona, riang tawa kurasakan dalam hati, sunggu ini tidak biasa.
Lama ku terdiam melihat kuasa tuhan, hingga ku lupa akan segalanya, senja kemudian menghilang bersama hembusan angin yang mulai terasa dingin, ku sudahi kekagumanku saat ini, ku mulai beranjak mandi, malam pun tiba, hidupku yang sendiri mulai sunyi, bak seorang raja yang memiliki sebuah istana namun tiada satupun dayang-dayangnya.
Lama ku terdiam, menghela nafas panjang, ku tak tau dosa apa yang telah ku lakukan, hingga ku merasa kesepian seperti ini, hanya kenangan kecil yang mampu tepiskan rinduku akan tawa riang seperti sewaktu ku kecil dulu. Kini semua berubah, mereka saling mementingkan apa yang menjadi kebutuhan duniawi mereka, materi adalah tujuannya, tanpa mereka tau betapa rindunya ku disini.
Terkadang aku hanya diam saat berjumpa mereka, bukan karena ku tag sudi menyapa, aku hanya menguji apa mereka masih memperhatikanku. Memang sesekali mereka menyapa namun lebih sering aku yang menyapa. Kurasa tag aka nada damai yang mampu singgah, karena kini kita tag saling bersama meski hanya untuk bercerita. Sesal memang ku rasa, kenapa kita hidup bergelimang harta, namun seperti terkekang dalam sangkar emas.
Kadang ku berimajinasi, kenapa aku tidak hidup yang luas saja, daripada hidup terkekang dalam sebuah sangkar emas, kini ku mulai berontak, entah karena ku tak sanggu atau ku mulai bosan dengan kehidupan ini, ku mulai kehidupan dengan jalan baruku,hingga kutemukan sebuah jalan yang begitu indah, penuh dengan kerikil dan rerumputan disekitarnya.
Senyumman manisku mulai terpancar kala kutemukan tempat yang kuharapkan, yahh seperti tempat dalam kenanganku, namun kini ada yang berbeda, meski hamper sama namun sejatinya mereka berbeda. Ku duduk terdiam lama disini, menantikan deti-detik waktu yang akan berlalu, dengan harapan ku temukan apa yang aku harapkan.
Sunrise kini kulihat kembali, begitu indah, begitu menakjubkan, engan rasanya ku pergi dari tempat ini, karena inilah yang kurindukan selama ini, namun apa daya, ku harus kembali, lika-liku hidupku harus aku selesaikan, meski ku telah memberontak namun aku harus tetap menjadi diriku, sebagai seorang anak dari seorang bapak dan ibu, menjadi seorang adik dari dua kakak yang begitu cantik, namun aku berjanji, kelak ku kan kembali ketempat ini, meski penuh perjuangan ku mencapainya.
Kini ku kembali, tiada yang berbeda, semua tetap sama seperti yang dulu, keegoisan, dan keangkuhan masih menguasai, sebenarnya ku sudah tak kuat, namun aku mencoba menyelesaikan lika-liku ini sedikit demi sedikit, meski terkadan rasa rindu akan sunrise di pulau sebrang. Yah aku kembali karena aku ingin pergi dengan tenang, dengan rasa bangga, dengan rasa ikhlas dari semuanya, ku ingi mereka semua merestuiku menjalani hidup sesuai keinginanku, bukan seperti skarang ini, hidupku bagaikan seekor burung yang jinak.
Dan jika kelak semua harapanku terwujud maka aku akan kembali kepulau sebrang untuk melanjutkan sisa kehidupanku, dengan orang yang akan menjadi pendampingku, dengan tiga anak yang lucu-lucu, hingga masa tua bertandang ke kehidupanku, ku kan terus melihat sunrisee yang begitu mempesona, sembari memperhatikannya ku kan bercerita kepada anak-anakku tentang kehidupanku dimasa sekarang.
Mungkin semua itu hanyalah mimpi, namun besar harapanku mimpi itu kan terwujud, bukan maksudku mementingkan keegoisanku, namun aku hanya ingin berjalan di tanah yang baru, tanah yang belum pernah memiliki jejak, hingga akulah yang membuat jejaknya.
Semoga semua itu kan terwujud, mimpi indahku untuk melihat “ SUNRISE DIPULAU SEBRANG….!!!”
Lama ku terdiam melihat kuasa tuhan, hingga ku lupa akan segalanya, senja kemudian menghilang bersama hembusan angin yang mulai terasa dingin, ku sudahi kekagumanku saat ini, ku mulai beranjak mandi, malam pun tiba, hidupku yang sendiri mulai sunyi, bak seorang raja yang memiliki sebuah istana namun tiada satupun dayang-dayangnya.
Lama ku terdiam, menghela nafas panjang, ku tak tau dosa apa yang telah ku lakukan, hingga ku merasa kesepian seperti ini, hanya kenangan kecil yang mampu tepiskan rinduku akan tawa riang seperti sewaktu ku kecil dulu. Kini semua berubah, mereka saling mementingkan apa yang menjadi kebutuhan duniawi mereka, materi adalah tujuannya, tanpa mereka tau betapa rindunya ku disini.
Terkadang aku hanya diam saat berjumpa mereka, bukan karena ku tag sudi menyapa, aku hanya menguji apa mereka masih memperhatikanku. Memang sesekali mereka menyapa namun lebih sering aku yang menyapa. Kurasa tag aka nada damai yang mampu singgah, karena kini kita tag saling bersama meski hanya untuk bercerita. Sesal memang ku rasa, kenapa kita hidup bergelimang harta, namun seperti terkekang dalam sangkar emas.
Kadang ku berimajinasi, kenapa aku tidak hidup yang luas saja, daripada hidup terkekang dalam sebuah sangkar emas, kini ku mulai berontak, entah karena ku tak sanggu atau ku mulai bosan dengan kehidupan ini, ku mulai kehidupan dengan jalan baruku,hingga kutemukan sebuah jalan yang begitu indah, penuh dengan kerikil dan rerumputan disekitarnya.
Senyumman manisku mulai terpancar kala kutemukan tempat yang kuharapkan, yahh seperti tempat dalam kenanganku, namun kini ada yang berbeda, meski hamper sama namun sejatinya mereka berbeda. Ku duduk terdiam lama disini, menantikan deti-detik waktu yang akan berlalu, dengan harapan ku temukan apa yang aku harapkan.
Sunrise kini kulihat kembali, begitu indah, begitu menakjubkan, engan rasanya ku pergi dari tempat ini, karena inilah yang kurindukan selama ini, namun apa daya, ku harus kembali, lika-liku hidupku harus aku selesaikan, meski ku telah memberontak namun aku harus tetap menjadi diriku, sebagai seorang anak dari seorang bapak dan ibu, menjadi seorang adik dari dua kakak yang begitu cantik, namun aku berjanji, kelak ku kan kembali ketempat ini, meski penuh perjuangan ku mencapainya.
Kini ku kembali, tiada yang berbeda, semua tetap sama seperti yang dulu, keegoisan, dan keangkuhan masih menguasai, sebenarnya ku sudah tak kuat, namun aku mencoba menyelesaikan lika-liku ini sedikit demi sedikit, meski terkadan rasa rindu akan sunrise di pulau sebrang. Yah aku kembali karena aku ingin pergi dengan tenang, dengan rasa bangga, dengan rasa ikhlas dari semuanya, ku ingi mereka semua merestuiku menjalani hidup sesuai keinginanku, bukan seperti skarang ini, hidupku bagaikan seekor burung yang jinak.
Dan jika kelak semua harapanku terwujud maka aku akan kembali kepulau sebrang untuk melanjutkan sisa kehidupanku, dengan orang yang akan menjadi pendampingku, dengan tiga anak yang lucu-lucu, hingga masa tua bertandang ke kehidupanku, ku kan terus melihat sunrisee yang begitu mempesona, sembari memperhatikannya ku kan bercerita kepada anak-anakku tentang kehidupanku dimasa sekarang.
Mungkin semua itu hanyalah mimpi, namun besar harapanku mimpi itu kan terwujud, bukan maksudku mementingkan keegoisanku, namun aku hanya ingin berjalan di tanah yang baru, tanah yang belum pernah memiliki jejak, hingga akulah yang membuat jejaknya.
Semoga semua itu kan terwujud, mimpi indahku untuk melihat “ SUNRISE DIPULAU SEBRANG….!!!”
0 comments:
Post a Comment
Budayakan Berkomentar,,,, karena dengan berkomentar kita aka saling mengenal dan mungkin mampu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum terpecahkan dalam pemikiran kita....
Untuk kalian yang belum mempunyai akun GOOGLE / WORDPRESS / OPEN ID atau yang lainnya tapi ingin berkomentar pada postingan ini silahkan pilih "NAME/URL" pada kolom "Beri Komentar Sebagai", untuk URL kalian bisa memasukkan url / alamat facebook/twitter,,, contoh : http://www.facebook.com/nama_facebok
Terimakasih...... Admin